I.
Pendahuluan
Pembahasan tentang
komunikasi politik memang telah menjadi hal yang lazim karena setiap apa yang
terjadi dalam kehidupan tak pernah terlepas dan selalu berhubungan dengan
politik. Kenyataan yang demikian tentunya menimbulkan berbagai macam respon
ataupun tanggapan yang semuanya harus disampaikan melalui sebuah komunikasi.
Berbicara masalah pengertian komunikasi politik, tentunya perlu diketahui
pengartian masing-masingnya. Komunikator
merupakan pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh
karena itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source, atau encoder.
Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang
sangat penting, terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Untuk itu,
seorang komunikator harus terampil berkomunikasi, dan juga kaya ide serta penuh
daya kreativitas. (Cangara Hafied,2011:87)
Menurut Kartini Kartono
(1996:64) bahwa politik dapat diartikan sebagai aktivitas perilaku atau proses
yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan peraturan-peraturan dan
keputusan-keputusan yang sah berlaku di tengah masyarakat.
Secara sederhana, komunikasi politik adalah
komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau
berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan
pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal
yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara
“yang memerintah” dan “yang diperintah”.
Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik
yang konkrit
sebenarnya telah banyak dilakukan oleh mahasiswa, dosen, buruh,
PNS dll. Dalam praktiknya, komuniaksi politik sangat
kental dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, dalam aktivitas sehari-hari, tidak
satu pun manusia tidak berkomunikasi, dan kadang-kadang sudah terjebak dalam kajian
komunikasi politik. Berbagai penilaian dan tanggapan orang awam berkomentar soal pemilihan PRESIDEN, ini
merupakan contoh kekentalan komunikasi politik.
Komunikasi politik
merupakan kata yang yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan. Masyarakat dari
berbagai lapisan mulai akrab dengan istilah komunikasi politik. Bersamaan
dengan munculnya Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan Kepala Daerah
dan Pemilihan umum, istilah komunikasi politik pun makin populer. Maraknya para
pengamat politik dan pengamat komunikasi politik yang sering menjadio nara
sumber diskusi di televisi swasta nasional, menjadikan popularitas dua bidang
ini makin merangkak naik. Masyarakat di berbagai daerah pun kian akrab dengan
istilah-istilah dari bidang studi ini.
Popularitas studi
komunikasi politik tidak lepas dari empat hal. Pertama, munculnya para analisis, pakar dan konsultan yang bergerak
di bidang komunikasi politik dalam arena pemilu dan pemilukada. Kedua, meningkatnya space media cetak
dan media penyiaran dalam mendiskusikan dan memberikan perkembangan terkini
dalam bidang komunikasi politik. Ketiga,
meningkatnya demand dari pemerintah,
parpol dan kandidat dalam mengembangkan strategi komunikasi politik. Keempat, meningkatnya sejumlah kajian,
lembaga riset, dan program studi yang mengembangkan studi bidang komunikasi
politik di Indonesia. Kelima,
berkembangnya beragam profesi baru di bidang komunikasi politik di Indonesia.
Kelima hal ini menjadi pemicu utama dimana bidang komunikasi politik kian
dipelajari, didiskusikan dan terus dikaji oleh banyak kalangan.
II.
Pembahasan
A. Komunikasi
Sebagai Proses Politik
Bagaimana
seandainya dalam politik tidak terjadi komunikasi ? Tentunya akan mempengaruhi
kinerja politik (atau sistem politik) yang sedang dijalankan. Berbagai komponen
infrastruktur dan suprastruktur mengalami keterputusan hubungan sehingga
mekanisme yang seharusnya dijalankan tidak bisa berkembang secara dinamis. Misalnya
tidak terjadinya komunikasi antara eksekutif dengan legislatif, atau tidak
adanya komunikasi antara pemerintah dengan rakyatnya. Berbagai macam kebijakan
negara tidak akan tersosialisasikan dan terlaksana dengan baik. Begitu juga
berbagai bentuk keterlibatan rakyat dalam politik (sebagai sesuatu yang harus
terjadi) akan mengalami hambatan.
Demikian pendapat
Gabriel Almond, komunikasi ibarat aliran darah yang mengalirkan pesan politik
berupa tuntutan, protes dan dukungan (aspirasi dan kepentingan) ke jantung
(pusat) pemrosesan sistem politik. Dan hasil pemrosesan itu dialirkan kembali
oleh komuniasi politik yang selanjutnya menjadi feedback sistem politik
(Alfian, 1993).
B. Komunikator
Politik
Komunikator Politik merupakan orang (pemerintah)
yang menyampaikan pesan politik kepada penerima pesan (rakyat). Artinya seorang
komunikator politik haruslah orang yang mengetahui selukbeluk politik dan
mngemrti akan perkembangan politik agar pesan yang disampaikannya memberi
pengaruh yang baik kepada rakyat. Dalam arti lain elit politik dalam
berkomunikasi harus kompeten dibidangnya.
Menurut Dan
Nimmo (1989) orang yang kompeten dalam komunikator politik. Diklasifikasikan komunikator
utama dalam politik sebagai berikut :
1. Politikus
2. Professional,
dan
3. Aktivis
1. Politikus
Politikus
adalah orang yang bercita-cita untuk memegang jabatan pemerintah, tidak peduli
apakah mereka dipilih, ditunju, ataiu pejabat karier, dan tidak mengindahkan
apakah jabatan itu eksekutif, legislatif atau yudikatif. Daniel Katz (dalam
Nimmo, 1989) membedakan politikus kedalam dua hal yang berbeda dengan sumber
kejuangan kepentingan politikus pada proses politik yaitu politikus ideologi
dan politikus partisan.
a. Politikus
ideologi adalah orang-orang yang dalam proses politik lebih memperjuangkan
kepentingan bersama atau publik. Mereka tidak begitu terpusat perhatiannya
kepada tuntutan seorang langganan atau kelompoknya. Mereka lebih mementingkan
dirinya untuk menetapkan tujuan kebijakan yang lebih luas bahkan mendukung
perubahan revolusioner jika hal ini mendatangkan kebaikan lebih bagi bangsa dan
negara
b. Politikus
partisan adalah orang-orang yang dalam politik lebih memperjuangkan atau
mementingkan kepentinngan seseorang atau kelompoknya.
2. Professional
Profesional
adalah orang-orang yang mencari nafkahnya dengan berkomunikasi, karena
keahliannya dalam berkomunikasi. Komunikator profesional adalah peranan sosial
yang relatif baru, suatu hasil sampingan dari revolusi komunikasi yang
sedikitnya mempunyai dua dimensi utama yaitu munculnya media massa dan perkembangan
serta media khusus (seperti majalah untuk khalayak khusus, station radio, dsb)
yang menciptakan publik baru untuk menjadi konsumen informasi dan hiburan. Baik
media massa maupun media khusus mengandalkan pebentukan dan pngelolaan
lambang-lambang dan khayalak khusus.
3. Aktivis
Aktivis
adalah komunikator politik utama yang bertindak sebagai saluran organisasional
dan interpersonal. Pertama, terdapat jurubicara bagi kepentingan yang
terorganisasi. Kedua, terdapat pemuka pendapat yang bergerak dalam jaringan
interporsonal. Mereka tampil dalam dua bidang yaitu :
1. Mereka
sangat mempengaruhi keputusan orang lain. Artinya, seperti politikus ideologis
dan promotor profesional, mereka meyakinkan orang lain kepada cara berpikir
mereka.
2. Mereka
meneruskan informasi politik dari media berita kepada masyarakat umum. Dalam
arus komuniasi dua tahap gagasan sering mengalir dari media massa kepada pemuka
pemdapat dan dari mereka kepada bagian penduduk yang kurang aktif. Banyak studi
yang membenarkan pentingnya kepemimpinan pendapat melalui komunikasi
interpersonal sebagai alat untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang penting.
C.
Komunikator
Politik dan Kepemimpinan Politik
Nimmo menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu
hubungan di anatar orang-orang di dalam suatu kelompok yang didalamnya satu
atau lebih orang (pemimpin) mempengaruhi pengikut di dalam setting tertentu.
Lebih lanjut, ilmuwan politik merangkumkan kecenderungan yang membedakan
pemimpin dan bukan pemimpin di dalam kelompok.
Pemimpin memperoleh kepuasan yang beragam karena menjadi
anggota kelompok, memiliki kepercayaan yang lebih besar tentang kelompok itu dan hubungannya
dengan kelompok lain, pemerintah, masalah politik, dan sebagainya.
Lebih dari itu, yang dilakukan pemimpin adalah melakukan kegiatan berorientasi tugas, yaitu
menetapkan dan bekerja untuk mencapai prestasi atau tujuan kelompok
agar pekerjaan dapat diselesaikan. Jika dihubungakan antara pemimpin dengan komunikator politik maka bagi komunikator politik,
untuk menjadi pemimpin politik ia harus berperilaku sebagaimana yang diharapkan
orang terhadap pemimpin. Oleh sebab itu, komunikator politik utama memainkan peran strategis,
bertindak sebagai pemimpin politik dengan menyiarkan pesan-pesan yang oleh para
pengikutnya dianggap berarti dan memuaskan, sesuai dengan kepentingan dan
nilai-nilai yang mereka yakini.
D.
Komponen
Efektivitas Komunikator Politik
Dalam komunikasi
politik, komunikator politik merupakan salah satu faktor yang menentukan
efektivitas komunikasi. Beberapa studi
mengidentifikasi sejumlah karakteristik yang mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain. Richard E. Petty dan John T.
Cacioppo dalam bukunya Attitudes and
Persuasion: Classic and Contemporary Approaches, dikatakan bahwa ada
empat komponen yang harus ada pada komunikator politik. Yaitu, sebagai berikut
:
1. Kredibiltas
(communicator
credibility)
Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau
kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Aplikasi umum yang sah dari istilah
kredibilitas berkaitan dengan kesaksian dari seseorang atau suatu lembaga
selama persidangan. Kesaksian haruslah kompeten dan kredibel apabila ingin
diterima sebagai bukti dari sebuah isu yang diperdebatkan.
Kredibilitas
sumber mengacu pada sejauh mana sumber dipandang memiliki keahlian dan
dipercaya. Semakin ahli dan dipercaya sumber informasi, semakin efektif pesan
yang disampaikan. Kredibilitas mencakup keahlian sumber dan kepercayaan sumber.
a.
Keahlian
Sumber
Keahlian
sumber adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki sumber terhadap subjek di mana
ia berkomunikasi
b.
Kepercayaan
Sumber
Kepercayaan sumber adalah sejauh mana sumber dapat memberikan informasi yang
tidak memihak dan jujur
Para peneliti telah menemukan bahwa keahlian dan kepercayaan memberikan
kontribusi independen terhadap efektivitas sumber. Karena sumber yang sangat
kredibel menghalangi pengembangan argumen tandingan, maka sumber yang kredibel
menjadi lebih persuasif dibanding sumber yang kurang kredibel
2. Daya
Tarik (communicator
attractiveness)
Daya tarik seorang
komunikator bisa terjadi karena penampilan fisik, gaya bicara, sifat pribadi,
keakraban, kinerja, keterampilan komunikasi dan perilakunya. Daya
tarik fisik sumber (source physical
attractiveness) merupakan syarat kepribadian . Daya tarik fisik
komunikator yang menarik umumnya lebih sukses daripada yang tidak menarik dalam
mengubah kepercayaan. Beberapa item yang
menggambarkan daya tarik seseorang adalah tampan atau cantik, sensitif, hangat,
rendah hati, gembira, dll.
3. Kesamaan
Sumber disukai oleh audiens bisa jadi karena sumber
tersebut mempunyai kesamaan dalam hal kebutuhan, harapan dan perasaan. Dari
kacamata audiens maka sumber tersebut adalah sumber yang menyenangkan, yang
maksudnya adalah perasaan positif yang dimiliki konsumen terhadap sumber
informasi.
4. Power
Sumber yang mempunyai power, menurutnya, akan lebih
efektif dalam penyampaian pesan dan penerimaannya daripada sumber yang kurang
atau tidak mempunyai power.
III.
Kesimpulan
Pada peristiwa komunikasi manapun, faktor komunikator merupakan suatu unsur yang penting sekali
peranannya. Sekalipun nantinya keberhasilan komunikasi yang dimaksud secara
menyeluruh bukan hanya ditentukan oleh sumber, namun mengingat fungsinya
sebagai pemrakarsa dalam aktifitas yang bersangkutan, maka bagaimanapun juga
dapat dilihat betapa menentukannya peran tersebut. Karena itu dalam mengamati
proses komunikasi politik, perlu sekali terlebih dahulu memahami karakteristik
masing-masing komunikator tersebut, setidak-tidaknya secara umum, guna
mendapatkan gambaran tentang bagaimana kelak kemungkinan-kemungkinan yang
timbul baik dalam berlangsungnya proses komunikasi itu sendiri, maupun dalam
keseluruhan hasil komunikasi yang dilakukan.
Komunikasi
politik menjadikan seorang elit politik yang kredibel di bidangnya menjadi
sumber utama dalam proses hubungan pesan politik antara pemerintah dan masyarakat
yang walaupun keberadan pemerintah disini juga sebagai seorang komunikator
politik. Dilain hal seseorang dapat dikatakan sebagai seorang
komunikator politik adalah karena dia adalah seorang Politikus, orang
yang memiliki cita2 untuh pemerintahan yang baik untuk sebuah kesamaan
kebutuhan untuk masyarakat.
Dalam perspektif panggung politik
kontemporer, komunikator politik memainkan peran sosial yang utama, khususnya
dalam proses pembentukan opini publik. Komunikator politik sebagai pelaku atau
sebagai pemimpin yang memiliki potensi dan kompetensi di atas rata-rata
dibandingkan warga Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Dan Nimmo, 1989.
Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media (Edisi Terjemahan oleh Tjun
Surjaman). Bandung: PT. Remaja Rordakarya
Zulkarnaen Nasution, 1990,
Komunikasi Politik Suatu Pengantar. Jakarta: Yudhistira
Nurudin, 2008. Sistem
Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Nyarwi Ahmad, 2012.
Manajemen Komunikasi Politik dan Marketing Politik: Sejarah, Perspektif, dan
Perkembangan Riset. Yogyakarta: Pustaka Zaman
Cangara Hafied, 2011.
Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi). Jakarta: Rajagrafindo Persada
Kartono Kartini, 1996.
Pendidikan politik. Bandung: Mandiri Maju